Freemason

The Knight Templar

Setelah Jerusalem dikuasai Islam, the Crusaders berusaha keras untuk merebut kembali tanah suci itu. Pada tahun 7 Juni 1099 mereka menyerang Jerusalem. Menurut sejarah perang salib adalah salah satu perang terkejam setelah perang Karbala. Tidak ada seorang muslim pun yang tersisa dari perang tersebut. Crusaders melakukan pembantaian dan pemerkosaan. bahkan salah satu sejarah mengatakan bahwa di jalan-jalan sempit Jerusalem dibanjiri darah hingga membasahi lutut kuda para Crusaders. Jerusalem dikuasai penuh oleh para Crusaders pada tanggal 15 Juli 1099.

Pemimpin Crusaders, Godfroi de Bouillon menolak dijadikan raja di tanah jerusalem dan kemudian dinobatkan menjadi Defender of the Holy Sepulchre. Kerajaan latin pun tercipta di Jerusalem.

Setelah kemenangan itu, sebagian besar Crusaders kembali ke Eropa dan meninggalkan Godfroi di Jerusalem. namun pada musim gugur tahun 1100, Godfroi tiba-tiba meninggal.

Setelah meninggalnya Godfroi, keadaan di luar tembok Jerusalem memburu. Perampokan atas para peziarah menjadi-jadi.

The Knight Templar adalah pasukan khusus yang dibentuk oleh seorang bangsawan Perancis bernama Hugues de Payen, pada tahun 1119 di Jerusalem untuk melindungi para peziarah di perjalanan dari para perampok. Pada awal pembentukan, Knight Templar adalah pasukan yang sangat miskin, semua peralatannya adalah hasil dari sumbangan. Namun keadaan berubah setelah tahun 1129. The Knight Templar menjadi pahlawan umat kristen di eropa.

Hugues de Payens

Pada tahun 1139-1145 Pope memberikan mempercayakan penuh Knight Templar sebagai pasukan khusus tentara Kristen di Eropa.

Bahkan Templars mengembangkan sistem perbankan kredit. Louis VII adalah salah satu nasabah dari perkreditan Templar. Pada masa pemerintahan Phillip II (1180-1223) Templar menjadi lembaga keuangan kerajaan.

Menguasai kekuatan militer dan ekonomi, templars mendominasi eropa dan membangun gereja-gereja di seluruh dataran eropa dan Syria. Pope yang merasa ditinggalkan Templars, menganggap Templars menciptakan pemerintahan sendiri “church within a church”.

Gereja-gereja Templar di Syiria dan Palestina

Kerjasama Templars dengan Byzantium dan kerajaan-kerajaan lain di dataran eropa dan timur tengah membuat para Templars memiliki berbagai macam kepercayaan. Terlebih dengan spekulasi bahwa pada saat The First Crusades, Templars menguasai kitab-kitab yang ditemukan di Temple of Solomon.

Gereja pun semakin “gerah” dengan keberadaan Templars yang menguasai eropa. maka pada bulan Mei 1307, Pope Clement berniat mengadakan unifikasi Templars dan Hospitallers yang selama ini independen. Namun usulan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Templars dan Grand Masters.

Kekalahan Templars di Ruad menginspirasi James de Molay, pemimpin Templars, untuk membentuk sebuah tim kecil yang bergerak keliling eropa dan mengajak Inggris, Jerman, Sicilia, Spanyol and Perancis menggalang pasukan yang terdiri dari 12,000 sampai 15,000 knights dan 5000 tentara biasa.

james de Molay berencana mengirim pasukan dalam jumlah besar ke palestine untuk merebut Holy Land. Hospitallers yang tidak setuju dengan penyerangan habis-habisan ini memilih memisahkan diri dan membuat pemerintahan sendiri di Rhodes.

Setelah bertemu Pope di Paris, james de Molay menghadiri penguburan saudara peremuan Phillip IV. Dan pada saat itu pasukan kerajaan langsung menangkap James de Molay. Setelah itu diikuti dengan penangkapan-penangkapan anggota Templars lainnya.

Pengadilan menjatuhkan vonis ajaran sesat kepada Templars karena melakukan penistaan kepada ajaran kristen pada inisiasi mereka dan juga menuntut pertanggungjawaban atas kekalahan dan direbutnya kembali Holy Land dari tangan kristen pada tahun 1291.

James de Molay dihukum bakar, namun sebagian kecil Templars berhasil selamat dari buruan tentara kerajaan.

Kemenangan Robert de Bruce atas rivalnya John Comyn, Lord of Badenoch, tahun 1306 (Scot vs Scot) atas bantuan Templars. menjadikan Scotland dan Inggris sebagai Templarland.

Raja Edward II tidak melarang keberadaan Templars di Inggris, namun semua fasilitas Templars di Inggris telah diserahkan kepada Hospitallers dan sebagian lagi menjadi milik kerajaan Inggris. Penerimaan ini juga terjadi di Spanyol dan Portugal.

Pada saat itu, sebagian para Templars menjadi arsitek atau masons. Mereka terbagi dua: hard mason atau para pekerja kasar yang menghancurkan batu-batu dan menusun tembok-tembok. yang satu lagi adalah mason yang membuat ukiran-ukiran dan facade dari soft stone atau freestone, mereka dipanggil freemasons

Semakin lama, semakin banyak yang tertarik dengan perkumpulan ini dan lambat laun perkumpulan ini diikuti banyak cendikiawan dan ekonom. Perkembangan Templar yang telah berubah nama menjadi Freemason pun tidak lagi dapat dibendung. Dengan mudah mereka kembali ke daratan eropa dan menguasai benua biru tersebut.

(AA)

Leave a comment